Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Mode Survival Perusahaan Industri Mampu Bertahan Berapa Lama Lawan Covid-19

Guncangan pandemik  global virus corona (covid-19) yang mengubah tatanan iklim usaha menguji tingkat ketahanan sektor industri berdasarkan karakternya masing-masing, terutama bagi  perusahaan makanan minuman  serta tekstil. Wabah virus ini yang membawa pergeseran mendasar berupa pembatasan sosial memberikan efek kejut yang luar biasa bagi sejumlah sektor industri dengan tingkat ketahanan finansial yang berbeda-beda. Tingkat ketahanan industri  itu tercermin dari tekanan keuangan yang terjadi karena perubahan karakteristik putaran arus kas. Ketika aktivitas masyarakat distop sehingga melumpuhkan denyut nadi ekonomi, transmisi gangguan itu kemudian menggetarkan perusahaan industri. Data terbaru mengungkap bahwa mayoritas perusahaan industri di Indonesia terdampak paling keras (hard hit) oleh wabah corona, dimulai dari pembatasan sosial hingga melemahnya pasar secara dramatis. Apalagi diketahui sekitar 60% dari total perusahaan industri di Indonesia mengalami ekse...

Mengukur Dampak Covid-19 Terhadap Sektor Finansial, Bagaimana Hasilnya?

Mencuat kabar yang tidak menyedapkan di sektor finansial Indonesia akibat dampak turunan pandemik global virus corona (covid-19). Setelah koperasi mengalami kekeringan likuiditas, salah satu bank pembangunan daerah juga disebut gagal bayar. Namun tidak sembarangan, pernyataan itu berasal dari Gubernur Banten Wahidin Halim yang menyebut bahwa PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) mengalami gagal bayar sejak 17 April 2020. Gubernur Wahidin juga menyebut nilai gagal bayar Bank Pembangunan Banten cukup besar, yakni mencapai Rp900 miliar. Untuk itu, Gubernur Wahidin menjelaskan, pihaknya perlu segera memindahkan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) ke Bank Jabar Banten (bank bjb), sebagai bentuk langkah cepat dan percepatan serta memastikan ketersediaan anggaran. "Selama ini, kas daerah sejak 2016, sebelum menjabat jadi gubernur, di mana dana pemprov dan kas daerah disimpan di Bank Banten," ujar Wahidin dalam keterangan pers, Jumat (24/4). Gubernur Wahid...

Penyerapan Biodiesel Tetap Tinggi, Angin Segar bagi Perkebunan Sawit

Meski di tengah wabah pandemi global virus corona, sektor perkebunan sawit masih mendapat angin segar berupa penyerapan biodiesel yang tinggi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi penyerapan biodiesel pada kuartal I 2020 mencapai sebesar 2,17 juta kiloliter. Angka tersebut setara 90,4 persen dari permintaan pembelian (purchase order/PO) sebesar 2,4 juta kiloliter. Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Hariyanto dalam keterangannya yang diperoleh di Jakarta, Kamis mengungkapkan penurunan permintaan B30 (campuran 30 persen minyak sawit ke dalam solar) menjadi penyebab utama melesetnya target realisasi penyerapan biodiesel yang sudah dicanangkan. "Terjadi penurunan demand dari penggunaan B30 yang secara langsung mengurangi penggunaan biodiesel," ungkapnya dalam keterangan tertulis, kemarin. Pada Januari 2020, menurut Hariyanto, volume penyerapan biodiesel sebesar 699,5 ribu kiloliter atau 87,53 ...

Cepat Adaptasi atau Tertinggal, Market Trend Pandemi Corona

Makin luasnya dampak pandemi virus corona (covid-19) terhadap aktivitas bisnis di Indonesia menyisakan pergeseran pasar secara dramatis dan mendasar. Perubahan drastis market trend iklim usaha selama sebulan terakhir menyiratkan dua hal fundamental, yakni cepat beradaptasi atau tergilas. Data terbaru mengungkap bahwa mayoritas perusahaan industri di Indonesia terdampak paling keras (hard hit) oleh wabah corona, dimulai dari pembatasan sosial hingga melemahnya pasar secara dramatis. Apalagi diketahui sekitar 60% dari total perusahaan industri di Indonesia mengalami ekses negatif paling menderita (hard hit/hard suffer) akibat pandemi corona, menurut data Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Selama sebulan penuh bahkan lebih, iklim usaha diobrak-abrik pandemi global yang meluluhlantahkan tatanan bisnis yang selama ini terbina. Penjualan sejumlah perusahaan industri terguncang pembatasan aktivitas sosial, diperparah dengan guncangan cash-flow terutama bagi industri s...

Ringankan Dampak Covid-19, Fitur Duniaindustri Dibuka Lebih Besar

Duniaindustri.com –pionir startup big data di sektor industri yang meliputi digital database, riset pasar, direktori perusahaan, survei perusahaan, hingga produk turunannya–ikut memberikan keringanan sebagai dampak pandemi covid-19 yang dirasakan seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu, Duniaindustri.com membuka akses lebih besar dan promo diskon lebih untuk seluruh  181 database spesifik , riset data industri, serta  seluruh fitur  yang tersedia. Pada awal 2019, Duniaindustri.com mengembangkan fitur baru terkait survei dan market observasi perusahaan industri di Indonesia. Strategi ini dilakukan seiring dengan upaya pengembangan 15.000 database/direktori perusahaan industri di Indonesia. Dan pada akhir 2019, Duniaindustri.com mengembangkan tools atau perangkat yang dapat memonitor ekspor-impor per entitas sebagai salah satu benchmark peta persaingan pasar. Selain itu, untuk memperkuat basis data metodologi pencarian, penyusunan, pengolahan data, detektif industri...

Terus Bertambah, Database Buyers Asing Komoditas Logam

Riset Data Spesifik Komoditas Logam Perunggu 2015-2025 (Market Outlook dan Database Buyer Asing) ini dirilis pertengahan April 2020 menampilkan riset data komprehensif, kajian spesifik, database lengkap, market analisis, market outlook, market trend untuk periode 2015-2025. Riset data ini berisi 45 halaman berukuran 3,55 MB yang dibuat untuk menjadi panduan komprehensif serta referensi bagi investor, korporasi, peneliti, dan berbagai stakeholders secara luas. Riset ini dimulai dengan menampilkan dengan menampilkan highlights perekonomian Indonesia, mulai dari indikator makro terpilih seperti pertumbuhan ekonomi makro, trend PDB dan laju pertumbuhan, Indeks Manufaktur, serta Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Juga, ditampilkan Indeks Kemudahan Berbisnis (Ease of Doing Business Index), tren investasi asing, info perizinan, lisensi, pajak, subsidi, serta peraturan untuk investasi asing, peraturan tentang pengadaan tanah, kepemilikan tanah dan informasi stabilitas po...

Covid-19 Bebani Cash-Flow Perusahaan Industri, Relaksasi Berujung Salah Arah

Relaksasi yang diminta industri  tekstil dan produk tekstil (TPT) terkait dengan pandemi COVID-19 kembali menemui jalan buntu, bahkan hampir salah arah. Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (Apsyfi) Redma Gita Wirawasta menyatakan bahwa saat ini seluruh  produsen  TPT mengalami permasalahan  cash-flow  akibat terhentinya pembayaran dari retail dan sektor hilirnya sehingga membutuhkan relaksasi kebijakan untuk dapat bertahan. “ Utilisasi industri  tekstil dan produk tekstil nasional saat ini berada di bawah 30%, bulan depan diperkirakan turun kembali hingga 20%. Sebagian besar produsen telah menutup usahanya, sebagian kecil yang masih beroperasi saat ini hanya memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) dan bahan bakunya berupa kain atau benang serta untuk menunaikan kewajiban ekspor saja,” ujar Redma dalam keterangan tertulis kepada Duniaindustri.com, Jumat (17/4). Redma menjelaskan bahwa relaksasi dibutuhkan tidak hanya...