Langsung ke konten utama

Market Analysis Penjualan Semen Januari 2019

Penjualan semen pada Januari 2019 secara nasional tercatat turun 1,3% menjadi 5.621 ribu ton dibanding periode yang sama tahun lalu 5.695 ribu ton. Pelemahan di dua pasar utama di Indonesia yakni pasar Pulau Jawa dan Pulau Sumatera menyebabkan konsumsi semen secara nasional tercatat negatif pada bulan pertama tahun ini.

Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), pasar semen di Pulau Jawa turun 1,2% menjadi 3.157 ribu ton pada Januari 2019 dari bulan yang sama 2018 sebesar 3.195 ribu ton. Penurunan itu dipengaruhi anjloknya penjualan semen di Jakarta yang turun -14,5% menjadi 367 ribu ton dari sebelumnya 430 ribu ton, disusul pelemahan pasar di Jawa Tengah (-9,68%). Meski demikian, pasar semen di Yogyakarta tercatat naik signifikan 40,7%, serta pasar semen di Jawa Barat yang tumbuh 5,18%. Sementara pasar semen di Sumatera juga turun -2,7% menjadi 1.184 ribu ton dari sebelumnya 1.217 ribu ton.

Di wilayah Kalimantan, penjualan hanya tumbuh 3,34% menjadi 362.162 ton dan Indonesia Timur tumbuh 2,38% menjadi 164.980 ton. Di Nusa Tenggara hanya tumbuh 0,83%.

Di sisi lain penjualan semen ekspor total mencapai 247.537 ton pada Januari 2019, justru tumbuh 3,56% YoY dari 239.034 ton. Ekspor tersebut terdiri dari ekspor semen sebanyak 72.908 ton dan ekspor klinker sebanyak 174.629 ton.

Tahun ini, persaingan di industri semen makin menarik untuk dicermati. Tiga market leader semen yang terdiri dari dua market leader existing dan satu market leader new comers tercatat paling agresif dalam melakukan ekspansi baik organik maupun non-organik.

Berdasarkan pengamatan tim duniaindustri.com, dua market leader existing yakni PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) tidak henti-hentinya melakukan ekspansi untuk memperkuat genggaman pasar. Sementara market leader new comers yakni PT Conch Cement Indonesia juga tercatat paling agresif di antara pemain baru lainnya.

Kabar terbaru, Indocement mulai mengoperasikan terminal semen dan pabrik pengantongan semen yang berlokasi di Lampung pada 17 Januari 2019. “Terminal semen ini dapat menunjang distribusi semen dengan kapasitas 1.000 ton semen curah setiap hari dan pengepakan 1.500 ton semen kantor per hari,” kata Sekretaris Perusahaan Oey Marcos melalui keterbukaan informasi, Jumat (18/1).

Dengan beroperasinya terminal semen di Lampung ini, akan memperkuat posisi pasar perseroan di pulau Sumatera. Hingga kuartal III 2018, INTP membukukan penurunan laba bersih sekitar 56,08% dari Rp1,79 triliun menjadi Rp617,69 miliar. Hal ini disebabkan perseroan harus menanggung peningkatan beban pokok penjualan dari Rp6,89 triliun menjadi Rp7,89 triliun.

Kendati demikian, perseroan berhasil memperbesar pendapatan bersih sekitar 2% menjadi Rp10,72 triliun per kuartal III 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp10,51 triliun.

Kontribusi pendapatan tersebut masih disumbang oleh penjualan semen sebanyak Rp9,36 triliun, disusul penjualan beton siap pakai Rp1,28 triliun, dan agregat sebesar Rp17,76 miliar. Perseroan juga memiliki penjualan semen ke pihak berelasi sebesar Rp101,27 miliar.

Sementara itu, Semen Indonesia resmi mengakuisisi 80,6% kepemilikan saham LafargeHolcim di PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB). Total nilai transaksi mencapai US$ 1,7 miliar atau setara dengan Rp 25,78 triliun (dengan kurs Rp 14.735/US$).

“Kami memutuskan untuk melakukan divestasi saham Holcim Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk meninjau ulang semua portofolio,” kata Jan Jenisch, CEO of LafargeHolcim dalam keterangan resmi.

Aset Holcim Indonesia yang akan dilepas ke Semen Indonesia adalah semua yang dimiliki LafargeHolcim, di mana terdapat empat pabrik semen, 33 pabrik semen siap jadi, dan dua tambang batu kapur.

Di sisi lain, meski terjadi kelebihan pasokan (oversupply) semen di pasar domestik, raksasa dari China tampaknya belum berhenti untuk melakukan ekspansi kapasitas baru. Informasi yang diperoleh Duniaindustri.com menyebutkan Grup Conch Cement secara proaktif mendorong pembangunan proyek di luar negeri.

Ekspansi Conch Cement di luar negeri itu mencakup tiga proyek di Indonesia, yakni Merak (Banten), Sulawesi Utara, dan Papua. Tahap kedua dari proyek pabrik penggilingan (grinding mills) di Merak, Banten, telah selesai konstruksi dan segera dimasukkan ke dalam produksi. Sementara itu, konstruksi utama untuk proyek-proyek semen Keong Sulawesi Utara telah selesai dan diperkirakan proyek ini akan dioperasikan pada 2018.

Berdasarkan laporan keuangan tahunan Anhui Conch Cement Company Limited, pada akhir tahun 2017, kapasitas produksi klinker, semen, agregat dan beton komersial perusahaan masing-masing berjumlah 246 juta ton, 335 juta ton, 28,90 juta ton, dan 0,6 juta meter kubik.

Dengan dimulainya operasi proyek-proyek luar negeri dan peningkatan jaringan pasar penjualan yang berkelanjutan, volume penjualan perusahaan proyek di luar negeri mencatat peningkatan tahun ke tahun sebesar 82,76% dan jumlah penjualan meningkat sebesar 81,90% secara tahunan.

Conch Cement memang merupakan pemain baru di sektor semen di Indonesia yang cukup fenomenal. Raksasa semen dengan pendapatan 2017 mencapai 75,31 miliar RMB (atau setara Rp 165,68 triliun dengan kurs 1 RMB=Rp 2.200) berambisi meningkatkan kapasitas produksi hingga 25 juta ton di Indonesia. Peningkatan kapasitas produksi tersebut ditargetkan bisa dilakukan dengan membangun sejumlah pabrik di beberapa daerah.

Direktur Conch Cement Indonesia, Wang Hai Wing, mengatakan peningkatan kapasitas produksi ini harus dilakukan karena kebutuhan semen di Indonesia masih cukup tinggi. “Jadi memang kelebihan suplai (over supply) ini hanya jangka pendek. Ke depannya, pasar semen (Indonesia) masih ada potensi, masih bisa menyerap. Permintaan pasar itu masih ada, masih cukup besar saat ini,” ungkapnya di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta.

Menurut dia, sebenarnya rata-rata konsumsi atau pemakaian semen per orang di Indonesia itu tidak tinggi. “Sehingga kita bilang sampai saat ini belum kelebihan suplai per kapitanya,” kata dia.

Selain pasar Indonesia, Conch yang telah memiliki pabrik semen di Kalimantan Selatan, Papua, serta grinding plant di Merak (Banten) juga telah melakukan ekspor semen ke Filipina dan Papua New Guinea. Namun angka masih kecil, yakni sebesar 10 persen. Itu pun hanya berasal dari satu pabrik di Papua. “Yang diekspor sekitar 10 persen dari satu pabrik di Papua. Kapasitas produksi di Papua 1,2 juta ton per tahun,” tandasnya.(*)

Sumber: klik di sini

(Silakan di-klik untuk terhubung langsung ke masing-masing database)
Atau Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market competition data
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Consumer database
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence



* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 165 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 165 database, klik di sini
  • Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seluruh Pelumas yang Beredar Diwajibkan Sesuai SNI

Badan Standardisasi Nasional (BSN) akan menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib untuk  komoditas oli pelumas  yang beredar di Indonesia mulai September 2019. Bahkan, untuk mendukung hal itu, disiapkan sanksi tegas berupa pidana dan denda hingga Rp50 miliar bagi pelanggar ketentuan SNI wajib tersebut. "Awalnya,  SNI bagi pelumas  memang sukarela. Namun kalau sudah diwajibkan, maka  semua pelumas  yang beredar di Indonesia, baik dalam maupun luar negeri harus memenuhi SNI. Dan bagi para pelanggar regulasi ini, mau tidak mau pasti ada sanksi,” ujar Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi BSN Kukuh S. Achmad dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/3/2019). Menurut dia, ancaman sanksi tersebut diatur dalam Bab X tentang Ketentuan Pidana UU No. 20 Tahun 2014 tentang Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian. Terkait pemalsuan SNI atau membuat SNI palsu, misalnya, sesuai 62, para pelaku diancam pidana penjara paling tujuh tahun atau pida...

Skincare Cosmetics Data Growth Market in Indonesia

  This 2017-2024 Cosmetic Skincare Market Potential Data Research (Distribution Channel Growth Trends)  was released in the fourth week of September 2021 featuring a study of specific data, research on the cosmetic and beauty market potential, a complete database, market analysis, market outlook, and market leader database. This research data contains 59 pages measuring 4.3 MB which was created to be a comprehensive guide and reference for investors, corporations, researchers, and various stakeholders at large. This Research on Skincare Cosmetics Market Potential Data 2017-2024 (Distribution Channel Growth Trends)  is one of the 239 most comprehensive collections of specific databases produced by the Duniaindustri.com team, with wide enough coverage from general to specific descriptions so that they can describe comprehensive industry dynamics. This data research begins by displaying the highlights of the Indonesian economy, which was affected by the Covid-19 pandemic, th...

Mengurai Sumber Pendanaan bagi UMKM di Indonesia

Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dirilis pada pertengahan Juli 2018 menampilkan data komprehensif, serta tren pertumbuhan jumlah dan sebaran industri kecil (usaha kecil menengah dan mikro/UMKM) di Indonesia. Pembahasan dilakukan secara detail mulai dari   tren pertumbuhan   jumlah, porsi terhadap ekonomi, komparasi dengan kondisi di negara tetangga, serta tren produksi dan ekspor industri kecil di Indonesia. Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2 dan 3). Dilanjutkan dengan   outlook dan prospek bisnis   2018 mengacu pada target pertumbuhan ekonomi pemerintah di 2018 di halaman 4. Kontribusi UMKM terhadap industri nasional di Indonesia dikomparasi dengan kondisi di sejumlah negara seper...