Langsung ke konten utama

2018, Catatan Kelam untuk Defisit Neraca Perdagangan

Perdagangan Indonesia dengan sejumlah negara mengalami defisit, di antaranya perdagangan dengan Tiongkok defisit US$ 20,8 miliar sepanjang 2018. Hal itu memicu defisit neraca perdagangan yang parah sejak 1975.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2018 mengalami defisit, yakni mencapai US$ 8,57 miliar, terbesar sejak 1975. Defisit neraca perdagangan makin bertambah karena pada Desember 2018 neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit sebesar US$ 1,10 miliar.

“Kalau kita lihat penyebabnya adalah lebih karena defisit migas yakni US$ 12,4 miliar. Sementara nonmigasnya kita masih surplus US$ 4,8 miliar,” kata Kepala BPS Suharyanto.

Jadi, lanjutnya, yang perlu menjadi perhatian utama adalah sektor migas, di mana impor hasil minyak mentah menyebabkan defisit US$ 4,04 miliar. “Sementara untuk gas, kita masih mengalami surplus sebesar US$ 7,58 miliar,” tukas Suharyanto.

Suharyanto menyampaikan defisit neraca perdagangan tersebut termasuk yang terbesar jika dibandingkan dengan defisit yang pernah terjadi, yakni pada 2014 sebesar US$ 2,20 miliar, pada 2013 sebesar US$ 4,08 miliar dan pada 1975 sebesar US$ 391 juta.

Ia menambahkan selama 2018 perdagangan Indonesia dengan beberapa negara mengalami surplus, di antaranya dengan India surplus sebesar US$ 8,76 miliar, Amerika Serikat surplus hingga US$ 8,56 miliar dan Belanda surplus US$ 2,6 miliar.

Namun, perdagangan dengan sejumlah negara juga mengalami defisit, di antaranya perdagangan antara Indonesia dengan Tiongkok defisit 20,8 miliar dolar AS, Thailand defisit 5,1 miliar dolar AS dan Australia defisit 2,9 miliar dolar AS.

Sebelumnya, Ekonom senior Faisal Basri mengungkapkan kinerja buruk neraca perdagangan sampai November 2018 menjadi sejarah baru bagi Indonesia. “Tidak pernah terjadi defisit perdagangan US$ 7,5 miliar (periode Januari-November 2018). Ini sejarah baru,” kata Faisal.

Faisal mengatakan, defisit neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif dari Januari-November 2018 ini menandakan bahwa pemerintah masih gemar impor daripada ekspor.

Defisit neraca perdagangan yang terjadi sepanjang sebelas bulan di tahun ini juga menjadi hal serius yang perlu dibenahi oleh pemerintah. “Kita semakin terbata-bata di internasional dan domestik. Ini serius, 8 dalam 11 bulan kita defisit perdagangan,” ujar dia.(*/)

Sumber: klik di sini

(Butuh database spesifik per sektor industri)
Atau Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market competition data
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Consumer database
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 164 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 164 database, klik di sini
  • Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Skincare Cosmetics Data Growth Market in Indonesia

  This 2017-2024 Cosmetic Skincare Market Potential Data Research (Distribution Channel Growth Trends)  was released in the fourth week of September 2021 featuring a study of specific data, research on the cosmetic and beauty market potential, a complete database, market analysis, market outlook, and market leader database. This research data contains 59 pages measuring 4.3 MB which was created to be a comprehensive guide and reference for investors, corporations, researchers, and various stakeholders at large. This Research on Skincare Cosmetics Market Potential Data 2017-2024 (Distribution Channel Growth Trends)  is one of the 239 most comprehensive collections of specific databases produced by the Duniaindustri.com team, with wide enough coverage from general to specific descriptions so that they can describe comprehensive industry dynamics. This data research begins by displaying the highlights of the Indonesian economy, which was affected by the Covid-19 pandemic, thus disrupting

Seluruh Pelumas yang Beredar Diwajibkan Sesuai SNI

Badan Standardisasi Nasional (BSN) akan menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib untuk  komoditas oli pelumas  yang beredar di Indonesia mulai September 2019. Bahkan, untuk mendukung hal itu, disiapkan sanksi tegas berupa pidana dan denda hingga Rp50 miliar bagi pelanggar ketentuan SNI wajib tersebut. "Awalnya,  SNI bagi pelumas  memang sukarela. Namun kalau sudah diwajibkan, maka  semua pelumas  yang beredar di Indonesia, baik dalam maupun luar negeri harus memenuhi SNI. Dan bagi para pelanggar regulasi ini, mau tidak mau pasti ada sanksi,” ujar Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi BSN Kukuh S. Achmad dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/3/2019). Menurut dia, ancaman sanksi tersebut diatur dalam Bab X tentang Ketentuan Pidana UU No. 20 Tahun 2014 tentang Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian. Terkait pemalsuan SNI atau membuat SNI palsu, misalnya, sesuai 62, para pelaku diancam pidana penjara paling tujuh tahun atau pidana denda paling banyak R

Empat Tipe Market Leader dan Karakteristiknya

Ketika berbicara mengenai persaingan bisnis seperti misalnya persaingan pasar, maka kita berbicara mengenai “perang” yang harus dimenangkan. Itu berarti bahwa sebagai pengelola bisnis, Anda harus mengatur strategi jitu untuk “terus survive” memenangkan persaingan. Mengetahui kekuatan pesaing sangat penting bagi strategi perencanaan pemasaran yang efektif.  Pengelola usaha harus terus membandingkan produk, harga, dan saluran promosinya dengan pesaing terdekatnya. Dengan cara inilah pengelola usaha akan dapat menentukan bidang di mana usahanya memiliki keunggulan dan kelemahan kompetitif. Kotler (2002) mengklasifikasikan Persaingan Pasar berdasarkan klasifikasi peranan yang dimainkan oleh perusahaan dalam pasar sasaran, di antaranya: pemimpin pasar (market leader), penantang pasar (market chalengger), pengikut pasar (market follower), dan pengisi relung pasar (market nicher). 1. Pemimpin Pasar (market leader) Merupakan perusahaan yang memiliki pangsa pasar terbesar di p