Langsung ke konten utama

Laporan Perkembangan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia

Data Komprehensif Revolusi Industri 4.0 (Strategi Pengembangan dan Ketenagakerjaan hingga 2025) ini dirilis pada minggu ketiga Mei 2018 menampilkan data komprehensif, tren perkembangan, tahapan perubahan, infografis menarik, terkait revolusi industri 4.0 (strategi pengembangan dan ketenagakerjaan hingga 2025). Dilengkapi dengan komparasi perkembangan industri di negara-negara maju, data komprehensif ini dapat digunakan sebagai referensi strategis guna menentukan arah strategi bisnis ke depan.

Data Komprehensif Revolusi Industri 4.0 (Strategi Pengembangan dan Ketenagakerjaan hingga 2025) ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2-7). Perekonomian Indonesia masih tumbuh positif, meski terjadi perlambatan. Masyarakat lebih memilih dalam berbelanja yang seperlunya, walaupun terjadi tren peningkatan dalam aktivitas pelesiran (halaman 2).

Upaya perbaikan pemerataan infrastruktur menjadi prioritas pemerintah dengan berbagai proyek (halaman 3). Hal itu berdampak pada peningkatan indeks manufaktur Indonesia yang diperkirakan meningkat menjadi ranking 15 pada 2020 (halaman 4). Pada 2018, pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 5,4% dan terus meningkat pada 2019 menjadi kisaran 5,4%-5,8% (halaman 5). Target pertumbuhan lapangan usaha per sektor dipaparkan pada halaman 6 dan 7 secara lengkap untuk periode 2018 dan 2019.

Selanjunya, pembahasan masuk ke detail terkait revolusi industri 4.0 serta arah pembangunan industri nasional (halaman 8). Sejumlah isu strategis terkait pengembangan industri nasional antara lain tren pertumbuhan dan kontribusi PDB industri menurun, dengan tingkat kerentanan rantai pasok yang bervariasi dipengaruhi struktur hulu hilir, produktivitas tenaga kerja industri stagnan, serta ekspor produk manufaktur didominasi produk berteknologi rendah dan daya saing rendah (halaman 9).

Komposisi produk ekspor Indonesia masih homogen didominasi produk hasil alam (batubara, CPO, karet) sehingga tidak terdiversifikasi dengan optimal, Indonesia tertinggal dibanding kompetitor dalam mengembangkan produk baru di bidang manufaktur (halaman 10). Produk ekspor Indonesia memiliki ragam yang terbatas dan memiliki backward & forward linkage yang rendah (halaman 11).
Kapasitas manufaktur lokal perlu dikembangkan untuk menghasilkan produk ekspor dengan kompleksitas/nilai tambah tinggi (halaman 12). Pengembangan konsep industri 4.0 menjadi peluang signifikan bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saing produk di pasar global.

Industri manufaktur Indonesia memiliki potensi otomasi terbesar yaitu 60%. Seiring dengan itu, inovasi digital Indonesia akan memfasilitas peningkatan produktivitas ekonomi dan membuka peluang baru (halaman 13). Indonesia diprediksi memiliki pangsa 52% pasar e-commerce Asia Tenggara pada 2025 yang didorong oleh pertumbuhan kelas menengah dan perbaikan akses infrastruktur digital. Konsep industri 4.0 sejalan dengan tren ini.

Perkembangan teknologi sedemikian cepat dengan skala sangat besar, mengubah dunia usaha secara fundamental, contohnya teknologi mobil elektrik (halaman 14). Peran pemerintahah mesti menyiapkan percepatan pembangunan infrastruktur fisik, SDM, dan dukungan kebijakan (halaman 15). Konsep dan arah kebijakan industri nasional 2019 dijabarkan pada halaman 16 sampai 18. Dilanjutkan dengan skema insentif yang kompetitif bagi industri nasional pada halaman 19.

Berlanjut ke pembahasan lebih spesifik, pada halaman 21 sampai halaman 44 diperdalam ulasan mengenai konsep industri 4.0 terkait dengan otomasi, optimasi algoritmik, tahapan proses, rantai pasok, serta dukungan sumber daya manusia (vokasi). Pada prinsipnya, perubahan yang dibawa konsep revolusi industri 4.0 adalah peningkatan efisiensi yang setinggi-tingginya di setiap tahapan rantai nilai proses industri. Jadi setiap tahapan harus menghasilkan nilai tambah yang signifikan. Jika tidak, maka tahapan proses tersebut harus dihilangkan.

Dampak logis dari penerapan konsep industri 4.0 adalah permintaan tenaga kerja yang melonjak signifikan pada segmen riset dan pengembangan serta software hingga 96%. Selain itu, akan muncul permintaan jenis pekerjaan baru yang kompatibel seperti industrial data scientist.

Efisiensi dan perpaduan otomasi serta proses produksi yang terkoneksi akan sejalan dengan proyeksi masa depan Indonesia yang menikmati bonus “masa emas” demografi dalam 15 tahun ke depan. Revolusi industri 4.0 akan menjadi game changer bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Tiga dampak langsungnya antara lain akselerasi pertumbuhan PDB, penciptaan lapangan kerja, serta peningkatan kontribusi PDB dari manufaktur. Lima sektor manufaktur yang dikedepankan adalah makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, elektronik, serta kimia. Hal itu menjadi ulasan utama pada halaman 21 sampai 37.

Langkah dan upaya strategi untuk mewujudkan hal itu ditampilkan pada halaman 38 sampai 44. Di sisi lain, pengembangan konsep industri 4.0 perlu dukungan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Pada halaman 45 sampai 61 dipaparkan ulasan dan analisis struktur ketenagakerjaan di Indonesia, mulai dari tingkat pengangguran terbuka, kompetensi inti SDM pendukung, transformasi pasar kerja  di Indonesia, skema grand desain pelatihan vokasi, komparasi jumlah pasokan tenaga kerja dengan permintaan (supply demand), hingga proyeksi kebutuhan tenaga kerja dari masing-masing prioritas pembangunan nasional.

Data Komprehensif Revolusi Industri 4.0 (Strategi Pengembangan dan Ketenagakerjaan hingga 2025) sebanyak 62 halaman dan berukuran 5,2 MB ini berasal dari kompilasi data BPS, Kementerian Perindustrian, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Bappenas, BKPM, dan lainnya. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)

Sumber: klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Skincare Cosmetics Data Growth Market in Indonesia

  This 2017-2024 Cosmetic Skincare Market Potential Data Research (Distribution Channel Growth Trends)  was released in the fourth week of September 2021 featuring a study of specific data, research on the cosmetic and beauty market potential, a complete database, market analysis, market outlook, and market leader database. This research data contains 59 pages measuring 4.3 MB which was created to be a comprehensive guide and reference for investors, corporations, researchers, and various stakeholders at large. This Research on Skincare Cosmetics Market Potential Data 2017-2024 (Distribution Channel Growth Trends)  is one of the 239 most comprehensive collections of specific databases produced by the Duniaindustri.com team, with wide enough coverage from general to specific descriptions so that they can describe comprehensive industry dynamics. This data research begins by displaying the highlights of the Indonesian economy, which was affected by the Covid-19 pandemic, thus disrupting

Seluruh Pelumas yang Beredar Diwajibkan Sesuai SNI

Badan Standardisasi Nasional (BSN) akan menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib untuk  komoditas oli pelumas  yang beredar di Indonesia mulai September 2019. Bahkan, untuk mendukung hal itu, disiapkan sanksi tegas berupa pidana dan denda hingga Rp50 miliar bagi pelanggar ketentuan SNI wajib tersebut. "Awalnya,  SNI bagi pelumas  memang sukarela. Namun kalau sudah diwajibkan, maka  semua pelumas  yang beredar di Indonesia, baik dalam maupun luar negeri harus memenuhi SNI. Dan bagi para pelanggar regulasi ini, mau tidak mau pasti ada sanksi,” ujar Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi BSN Kukuh S. Achmad dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/3/2019). Menurut dia, ancaman sanksi tersebut diatur dalam Bab X tentang Ketentuan Pidana UU No. 20 Tahun 2014 tentang Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian. Terkait pemalsuan SNI atau membuat SNI palsu, misalnya, sesuai 62, para pelaku diancam pidana penjara paling tujuh tahun atau pidana denda paling banyak R

Empat Tipe Market Leader dan Karakteristiknya

Ketika berbicara mengenai persaingan bisnis seperti misalnya persaingan pasar, maka kita berbicara mengenai “perang” yang harus dimenangkan. Itu berarti bahwa sebagai pengelola bisnis, Anda harus mengatur strategi jitu untuk “terus survive” memenangkan persaingan. Mengetahui kekuatan pesaing sangat penting bagi strategi perencanaan pemasaran yang efektif.  Pengelola usaha harus terus membandingkan produk, harga, dan saluran promosinya dengan pesaing terdekatnya. Dengan cara inilah pengelola usaha akan dapat menentukan bidang di mana usahanya memiliki keunggulan dan kelemahan kompetitif. Kotler (2002) mengklasifikasikan Persaingan Pasar berdasarkan klasifikasi peranan yang dimainkan oleh perusahaan dalam pasar sasaran, di antaranya: pemimpin pasar (market leader), penantang pasar (market chalengger), pengikut pasar (market follower), dan pengisi relung pasar (market nicher). 1. Pemimpin Pasar (market leader) Merupakan perusahaan yang memiliki pangsa pasar terbesar di p